Sabtu, 03 Januari 2015

Politik di Indonesia (Indonesia-ku)

Indonesia adalah negara demokrasi konstitusional. Setelah jatuhnya rezim Orde Baru yang otoriter pada tahun 1998, berbagai perubahan konstitusional dilakukan untuk melemahkan kekuasaan cabang-cabang eksekutif. Dengan demikian, membuat sebuah sistem kediktatoran baru hampir mustahil. Indonesia saat ini ditandai oleh kedaulatan rakyat termanifestasi dalam pemilihan parlemen dan presiden setiap lima tahun. Sejak berakhirnya Orde Baru dan mulainya periode Reformasi, setiap pemilu di Indonesia dianggap bebas dan adil (meskipun korupsi dan politik uang di mana orang membeli kekuasaan atau posisi politik masih tetap lazim).
Beberapa tahun terakhir ini, politik di Indonesia mengalami gejolak yang tak menentu. Dimulai dari terkuaknya kasus korupsi yang didalangi oleh salah satu partai politik besar di Indonesia. Diawali kasus korupsi itu, kepercayaan publik terhadap pemerintah maupun partai politik mulai memudar dan semakin ragu akan kinerja pemerintah.
Dalam setahun terakhir ini, Indonesia dikejutkan dengan sosok seorang tokoh politik yang awalnya ia merupakan walikota Solo kemudian ia menjadi gubernur Jakarta dengan banyak dukungan dari rakyat ia dengan mudah mendapat kursi nomor satu di Jakarta. Namun tidak semudah yang kita lihat, pak jokowi begitu biasanya ia dipanggil telah membuat perubahan yang signifikan terhadap kota Solo dengan perubahan tersebut ia pun dipilih dari partai politik yang dinaunginya untuk mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta. Berkat prestasinya yang gemilang semasa menjabat sebagai Walikota Solo, ia pun mendapat simpati dan dukungan dari warga Jakarta dan pada akhirnya berhasil meraih kursi nomor satu di Jakarta.
Setelah menjabat selama beberapa bulan sebagai gubernur Jakarta, ia kembali dipercayai oleh partai politik yang dinaunginya untuk mencalonkan diri sebagai orang nomor satu di Indonesia yaitu Presiden Republik Indonesia dengan wakilnya bapak Jusuf Kalla. Mendapat dukungan banyak dari rakyat Indonesia membuat Jokowi masuk keputaran kedua dalam Pilpres 2014 dengan lawannya bapak Prabowo dengan wakilnya Hatta Rajasa. Kedua calon tersebut sama-sama mendapat banyak dukungan dari rakyat Indonesia sehingga menimbulkan kecurangan-kecurangan dalam proses kampanye. Dari kedua kubu pasangan capres sama-sama dikabarkan isu yang negatif untuk menjatuhkan reputasi capres. Namun hal itu tidak mempengaruhi banyak dalam hal pemikiran rakyat Indonesia, karena mereka sangat antusias dalam pemilihan presiden kali ini sehingga angka golput menurun dari pemilihan presiden periode yang lalu.
Jokowi dan JK pun memenangkan kursi nomor satu Indonesia dengan perolehan suara yang berbeda tipis dengan prabowo dan Hatta. Perang politik pun belum berakhir walaupun pemilihan presiden telah berakhir. Hingga saat ini kursi jabatan di pemerintahan masih jadi rebutan oleh para pejabat sehingga melahirkan dua kubu dalam pemerintahan yaitu Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih.
Namun apapun perbedaan dan pertentangan yang ada dalam politik di Indonesia, semoga dengan adanya hal ini membuat Indonesia semakin kuat, bersatu dan menjadi salah satu negara di dunia yang dapat bersaing dengan negara-negara yang telah maju.
Hidup Indonesia...!!!